Menyambung posting yang terdahulu, sebenarnya prospek keramik ke depan gimana ya? dalam konteks keramik yang diproduksi oleh kalangan seniman keramik akademis. Sebenarnya secara umum pun, dunia perkeramikan di Indonesia, termasuk kalangan perajinnya sama mengalami penurunan dalam segi pasar. Lebih khusus untuk para seniman keramik, apakah memang sulit untuk merintis sebuah perusahaan keramik yang ideal seperti yang telah FX Widayanto lakukan? Dia bisa mensinergikan antara idealisme dan komodifikasi dari produk keramik. Apakah cara-cara yang ia rintis masih relevan pada saat ini? atau harus ada strategi baru?

No comments:
Post a Comment