Karya di atas menggunakan jenis tanah liat bone china. Teknik pembentukannnya menggunakan mold (cetakan gipsum) dengan cara slip casting (tuang slip). Untuk memperlihatkan sifat tembus cahayanya, karya diberi alas akrilik putih tipis dan dibawahnya diberi beberapa lampu.
Bone china merupakan tipe soft paste porselen yang komposisinya terdiri dari bone ash, material feldspatic, dan kaolin. Bone ash jika dianalisis secara kimia termasuk jenis calcium phosphate. Paling tidak jumlahnya 30% dari perbandingan total. Bone china merupakan tipe translucent body (tembus cahaya) dan memiliki bodi yang sangat putih. Selain itu juga memiliki daya mekanik yang sangat kuat.
Secara sederhana komposisi untuk bone china adalah:
- 6 bagian bone ash
- 4 bagian feldspar
- 3,5 bagian kaolin
Keramik bone china sangat rentan terhadap fenomena thermal shock, khususnya jika ketebalan penampangnya terlalu tipis. Biasanya ketipisan minimal sekitar 2 sampai 3 milimeter. Tapi untuk amannya, benda jangan diambil ke luar sebelum benar-benar dingin dalam tungku atau paling tidak bisa diambil dengan tangan kosong (benda agak hangat).
Sebenarnya di Indonesia sudah bisa mendapatkan bone china. Biasanya dalam bentuk bongkahan halus. Bahan ini tinggal diberi air dan sedikit water glass. Untuk memperoleh bone china agak sulit, karena bahan tersebut diimpor oleh pabrik-pabrik keramik besar dan digunakan hanya untuk keperluan intern saja. Orang luar bisa saja mendapatkannya. Itu pun jika memiliki akses ke pabrik, jumlahnya pun sangat terbatas.








